Sabtu, 23 November 2013

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF

Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget
  1. Tahap sensorimotor, dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari  permanensi obyek).
  2. Tahap pra-operasional, dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki kecakapan motorik).
  3. Tahap operasional konkret, dari 7 tahun hingga 11 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret).
  4. Tahap operasional formal, setelah usia 11 tahun (perkembangan penalaran abstrak).
  • Tahap Sensorimotor

Menurut piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleksibawaabn selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpedapat bahwa tahap ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:

  1. Skema refleks,  muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
  2. Reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
  3. Reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
  4. Koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalaiu dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
  5. Fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dusbelas sampai delapan belas bulan berhubungan dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
  6. Awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
  • Tahap pra-operasional
Pemikiran pra-operasional dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahap ini anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pada tahap ini anak-anak masih bersifat egosentris yaitu sulit untuk melihat dari sudut pandang orang lain. dapat mengumpulkan objek dengan mengguankan suatu ciri, misalnya anak dapat mengumpulkan benda-benda yang berwarna kuning meskipun bentuknya berbeda, mengumupulkan benda-benda yang berbentuk kotak walaupun warnanya berbeda.
Tahapan pra-operasional mengikuti tahap sensorimotor muncul pada usia dua samapi enam tahun. Pada tahap ini anak mengembangkan keterampilan berbahasa. Mereka mulai 
mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Mereka menggunakan nalar intuitif. Mereka cenderung egosentris tidak dapat memahami temptanya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka sulit memahami perasaan orang disekitarnya. Aak memiliki imajinasi yang tinggi dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
  • Tahap operasional konkret
Pada tahap ini penggunaan logika sudah memadai. Terdapat enam proses penting dalam tahap operasional konkret, yaitu:
  1. Pengurutan, kemampuan mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contoh: dapat mengurutkan benda dari ukuran paling besar ke paling kecil.
  2. Klasifikasi, kemampuan memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda-benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda dapat menyertakan bebnda lainnya ke dalam rangkaian tesebut. Tidak lagi menganggap bahwa semua benda hidup dan memiliki perasaan.
  3. Decentring, mulai dapat mempertimbangkan bebrapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Contoh: anak tidak lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih banyak isinya dibandingkan dengan cangkir kecil tapi tinggi.
  4. Reversibility, mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keasaan awal. Contoh: anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
  5. Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau bneda-benda tersebut. Contoh, jika anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bil air dituangkan ke gelas lain yang ukrannya berbeda, air digelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
  6. Penghilangan sifat egosentris, mampu untuk melihat dari sudut pandang oran glain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).
  • Tahap operasional formal
Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yand tersedia. Seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logias, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" dia antaranya. Dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas, menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa oran gtidak sepenuhnya mecapai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai orang dewasa dan tetapp menggunakan penalaran dari tahap operasional konkret.